Wednesday, December 12, 2012

suluk sembah puji


-suluk sembah puji-
Dengan  sembah ini, serta pujinya apabila di puji, dan itu ucapannya siapa, kalau dipersembahkan kepada Hyang Widdi (Tuhan), yang tiada berupa dan berwarna, jikalau tidak dipersembahkan tiada gunanya.

Setinggi langit pujinya, agar jangan menyembah dan memuji, jikalau tidak dipersembahkan kepada Allah,  jangan lancang dan  tidak tahu diri, hamba itu tidak mempunyai apa-apa, karena dikuasai oleh Gusti.

Dan engkau dikuasai, dan ketahuilah jalan memuji,   yang menyembah dan disembah, ya siapa yang mempunyai, puji adalah pujinya Allah, hamba tidak mempunyai puji.

Tidak kuasa umpamanya, serta perbutanmu, terhadap seluruh badannya, hannya Allah yang memiliki, manakah yang dinamakan memuji dan menyembah, artinya sembah dan memuji.

Kanugrahan (anugrah) sesungguhnya, yang diberikan kepada hamba, manakah yang dinamakan kanugrahan, yaitu sejatinya hidup, dan hidup-hidupnya siapa, kalau hidupnya Hyang Widdi (Tuhan).
 
Hidup tandanya nyawamu, dan hidup itu hidupnya sendiri, hidupnya tidak terkena mati, berbeda dengan hidupnya hamba, hidupnya dengan nyawa, yang jatuh kepada hambanNya.

Kanugrahannya (anugrahnya) Hyang Agung (Tuhan), seperti kanugrahan hidup, yaitu hidupnya manusia, merupakan kenyataannya Hyang Widdi (Tuhan), dalilnya Allah yang menguasai, itu yang sama-sama harus diketahui.

Dimanakah hidup yang sesungguhnya, kehidupan tiga perkara, terimalah dengan baik, susah yang namanya hidup, artinya yang ketiga perkara, makrifat iman tauhid.

Sesungguhnya telah bersatu, meleburnya antara papan dan tulisan, tidak ada lagi Gusti dan hamba, seperti apakah jika telah bersatu, jika berbeda dimana perbedaannya, sungguh tiada berpisah.

Dan selamat dalam pengetahuan, artinya yang iman tauhid, artinya sudah nyata bersatu, bersatu hamba dan Gusti, dan yang namanya hamba, yaitu sesungguh-sungguhnya kehampaan.


Tanpa salah tingkah itu, artinya makrifat yang benar, yang waspada kepada Pangeran, artinya waspada yang manakah, yang waspada itu siapa, hamba adalah utusan yang tuli.

Bisa lumpuh dan hampa, berkuasa namun tidak berhak, diberikan dalam puji dan sembah, dan tidak melihat lagi, diberikan kepedaNya.


Serta manembah itu, memuji dan dipuji pribadi, syariatnya menjadi perantara, kenyataannya Dzat Allah, dan bukan ucapannya pribadi.


Yakin yang namanya hamba, artinya tujuannya, tanpa wujud tanpa salah, seperti sampah di lautan, memuji dan menyembah, dan engkau lebih baik pasrah.


Menerima kepada yang mengetahui, sedangkan semua pengetahuan, mengetahui Pangeran yang mulia, seperti pengetahuan namun tidak mengetahui, jika yang menerima diterima, ternyata itu kamu sendiri.

ALANG ALANG KUMITIR


No comments:

 

Bali Accommodation