Maaf teman,
bila ini harus berakhir bukan salahmu.
Hari-hari berhujan itu tak akan terulang lagi.
Begitu juga gelap, terang dan segala keindahannya.
Suara yang biasa menuntunmu juga akan melemah
dan kemudian berangsur lenyap.
Semua bukan tanpa kau sadari.
Karena rambunya kupasang tepat dihadapanmu.
Bila kemarin aku disana,
itu juga bukan salahmu.
Aku bukan iblis yang ingin menggodamu.
Dengan sadar menjerumuskanmu dalam neraka jahanam.
Aku juga bukan malaikat tanpa sayap seperti katamu suatu hari.
Turun rendah menggapaimu lalu membawamu ke nirwana.
Memabukkan.
Merengkuhmu untuk dihempas paksa ke bumi.
Tak berperasaan. Bukan, aku tak begitu.
Selamanya ada disisimu
berteman segala diam dan kensunyian.
Mencoba memahami dari setiap kebisuanmu.
Namun aku selalu saja terbata-bata dalam memahamimu.
Membiarkanmu menjauh disaat aku memerlukan dirimu.
menatapmu bagaikan cahaya
yang seharusnya bukan menjadi milikku
untuk menikmati segala tentang dirimu.
Aku memilihmu karena mu.
Mari sembuhkan segala luka itu
dan kita bangun kembali serpihan hati yang hancur.
No comments:
Post a Comment