- Bahwa agama-agama ( dilambangkan dengan lingkaran simbol agama) adalah sarana untuk mencapai Dia sang Hakikat (dilambangkan dengan lingkaran lilin yang bercahaya).
- Bahwa agama yang banyak tersebut (dilambangkan oleh 6 simbol agama besar) , memang mempunyai cara-cara sendiri (lingkaran simbol agama yang saling terpisah) namun tetap mempunyai fungsi yang sama, yakni sebagai sarana untuk menuju Sang Cahaya (lingkaran lilin)
- Bahwa melalui satu agama saja (1 lingkaran lambang agama) kita dapat mencapai Sang Cahaya (lingkaran lilin), namun ketika kita masih berada di satu agama tersebut, maka pandangan kita tidak melingkupi semua agama, jadi kita tidak usah menilai agama lain, sebab tidak punya pengetahuan menyeluruh atasnya.
- Bahwa dari pusat lingkaran lilin berada dapat melihat kepada semua lingkaran agama secara utuh , yang berarti setiap orang yang sudah mencapai sang Keberadaan (lingkaran lilin), maka dapat melihat bahwa semua agama itu ternyata hanya sarana untuk mencapai hal yang sama. Jadi orang yang sudah mencapaiNya, tidak akan bernafsu lagi membeda-bedakan label agama. Wong sudah bisa melihat esensi dari semua agama-agama tersebut, menembus simbolisasi..
- Bahwa hanya lingkaran yang di tengah yang bercahaya, sedangkan lingkaran simbol simbol agama tidak. Menunjukkan bahwa sumber cahaya itu adalah yang satu, sang Tuhan itu sendiri. Sedangkan agama agama adalah seperti bayangan , jadi bukan Tuhan itu sendiri. Atau bisa juga diartikan bahwa cahaya yang terlihat di agama itu hanyalah pantulan dari sumber cahaya sebenarnya.
salam.
apa yang dipaparkan di atas telah diambil dari Sebuah Perjalanan, pandangan blogger danalingga tentang pelbagai agama besar di alam ini.
apa pendapat kome yang membaca ni? hmm..
2 comments:
Ya, mestinya lambangnya tidak hanya 6.... masih banyak yang lainnya!!!
Memang agama ibarat perahu untuk mencapai cahaya, bila kita berantem terus masalah perahu mana yang paling baik, paling benar... paling..... Nggak akan pernah sampai ke tujuan, menyatu dengan cahaya....
Salam.....
ya agama sama-sama baik menurut pengikutnya, namun bukan berarti semua agama sama, nilai ketuhana tidak dapat di ukur menurut nilai2 sosial dalam masyarakat, seperti mencuri dilarang dll, Yesus, Pohon besar, Api, Matahari, dan Allah bagi islam tidak mungkin disamakan, baik dari zat, bentuk, dan sifat-sifatnya, bila kita menyamakan tuhan benda hidup maupun mati, maka tuhan berarti hanya imaginasi dan persangkaan saja.
Post a Comment