salam.
Umumnya kita mencari jalan menuju Tuhan dengan membawa kriteria kita sendiri. Seorang mursyid haruslah berwajah cerah, berseri, tampak belas kasihan, dan sebagainya. Kita membawa waham kita sendiri dalam mencari pembimbing. Mungkin penampilannya berjubah dan berjanggut, atau apapun lah, yang biasa kita kaitkan dengan penampilan seorang ’soleh’.
Sahabat, jika sekarang, misalkan di pasar dekat rumah kita, ada seorang yang penuh penyakit kulit. Penampilannya menjijikkan. Kemana-mana dirubungi lalat dan belatung. Ia tinggal di rumah buruk seorang diri. Jika ia mengatakan bahwa ia membawa risalah Allah, maukah kita mengikutinya? Mungkin tidak, karena penampilannya sangat jauh dari ’soleh’.
Seorang tua yang hidup di tepian padang gersang, menggembala kambing-kambingnya. Setiap hari hanyalah berternak, dan menimba sumur untuk ternaknya. Hidup di pondok, jauh dari kota. Miskin, tua renta. Tidak punya apapun yang mampu ditawarkan. Jika ia mengatakan bahwa ia boleh membimbing anda menuju Allah, apakah anda mau menjadi muridnya?
Seorang anak muda pendiam, bergaul seperlunya saja, tidak suka ‘lepak-lepak’. Kerjanya merenung. Alim, tapi pendiam. Sering pergi memencilkan diri ke pinggir kota. Anak muda itu secara tiba-tiba menikahi janda tua yang sangat cantik dan kaya, dan ia pun mendadak menjadi kaya raya pula karenanya. Lalu ia mengatakan bahwa ia telah bertemu malaikat, dan mengatakan bahwa anda harus mengikutinya agar selamat. Ikutkah anda?
sahabat, ketahuilah anda tamsilan di atas adalah merujuk kepada Nabi Ayub, Nabi Syuaib, dan Rasulullah saw sendiri. bagaimanakah asalnya tanggapan kita pada mula kita membaca tentang kisah2 ringkas di atas? tidakkah dalam fikiran kita bermain bermacam tanggapan? Siapakah kita, yang berani menentukan kriteria kekasih Allah? Dia berhak menyukai siapa saja, sesuka-Nya. Mengatur para kekasihNya berpenampilan seperti kehendakNya. Kenapa kita berani mengatur, apalagi dengan standard yang kita buat sendiri, bahwa seorang kekasih Allah pastilah berseri-seri, ramah, selalu tersenyum? Berjubah, atau berjanggut? Pasti hidupnya berhasil secara duniawi maupun ukhrawi? Alangkah sombongnya dan bodohnya kita.
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang disesatkanNya, maka kamu tak akan mendapatkan ‘Waliyyan Mursyida’ (seorang pemimpin yang dapat memberi petunjuk).” (Surah al-Kahf: ayat17)
“Dan ikutilah orang-orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah ‘muhtaduun’ (orang yang tetap diatas petunjuk)” (Surah Ya-sin: ayat21)
wallahualam.
-inspirasi suluk-
Wednesday, September 9, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
salam,
tentu ada cara untuk mengenali para kekasihNya..
salam aku.
ada pastinya. hanya jauhari mngenal manikam.
insyaAllah ada rezeki akan dikongsikan nanti.
Post a Comment